Kontribusi Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari Dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat.

Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menuntut pemenuhan penyediaan makanan dan perluasan daerah pemukiman. Peningkatan konversi lahan membuat masyarakat untuk melakukan alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi di lahan yang sempit yaitu dengan pemanfaatan pekarangan. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan program dari Kementerian Pertanian.

Pengembangan KRPL menjadi salah satu alternatif dengan menggunakan pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan, gizi keluarga, dan peningkatan pendapatan.

TP PKK Kecamatan Harjamukti bekerja sama dengan Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon, selalu memotivasi dan membina kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Kegiatan pembinaan yang dilakukan pada hari Rabu ( 16/5-2018  ) yaitu ke Kelompok KRPL di RW 01 Kanggraksan Utara Kelurahan Harjamukti Kecamatan Harjamukti, Menurut Ketua TP PKK Kecamatan Harjamukti Tri Mardijani, pembinaan ini dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari, meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan untuk budidaya tanaman umbi-umbian, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan ikan dan pengolahan hasil limbah rumah tangga menjadi kompos serta mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.

Sasaran untuk Kegiatan Pengembangan KRPL adalah Kelompok wanita yang tergabung dalam PKK ataupun Dasa wisma yang membentuk kelompok KRPL.Selain di RW 01 Kanggraksan Utara Kelurahan Harjamukti ini di Kecamatan Harjamukti sudah terbentuk 3 lokasi KRPL yaitu RW 04 Darma Mukti Kelurahan Kecapi dan RW 08 Merbabu Asih Kelurahan Larangan, melihat begitu banyak manfaat  estetis dan produktif dari pekarangan yang ditanam maka kita turut mendukung gaya hidup hijau sebagai suatu upaya untuk mengatasi laju pemanasan global disekitar rumah kita.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalkan manfaat pekarangan ialah dengan mempersiapkan media tanam, menentukan jenis tanaman, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, pengairan, pemanenan, rotasi tanaman, dan pengolahan hasil pekarangan sesuai dengan potensi dan kearifan lokal sehingga dapat terwujud KRPL.

DHARMA WANITA PERSATUAN UNIT DINAS PENDIDIKAN FASILITASI ISBAT NIKAH

Dalam Rangkaian kegiatan Bhakti Sosial, jajaran Dharma Wanita Persatuan Unit Dinas Pendidikan  Kota Cirebon melakukan kegiatan verifikasi peserta Isbat pernikahan di Kantor Kelurahan Argasunya  Jum’at (18 / 05 / 2018 ).

Dalam sambutannya Lurah Argasunya Dudung A.Barry S.Sos , Kesadaran masyarakat untuk meresmikan pernikahan mengikuti aturan negara masih kurang. Masyarakat masih memiliki pemikiran yang penting nikah depan kiai atau ustadz,

Saat ini ada 43 pasangan peserta yang hadir, yang sudah terdaftar masing-masing warga Rw 7 Sumurwuni dan RW 8 Kopi Luhur yang belum memiliki buku nikah untuk verifikasi, persoalan ini karena masih banyak masyarakat yang belum paham penting nya dari sebuah akte Nikah, yang sebagaimana dijelaskan dalam Undang Undang Dasar 1945  bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi segenap masyarakat termasuk memberikan jaminan perlindungan kepastian hukum.yang dimaksud dengan kepastian hukum disini adalah, masyarakat harus memiliki hak hak yang sama dan pemahaman yang sama tentang arti ketentuan hukum itu sendiri,” jelasnya

Lurah  menghimbau kepada masyarakat yang berada di Wilayah Kelurahan Argasunya  , kepada masyarakat yang sudah menikah namun belum terdaftar dipengadilan agar segera melapor ke Kelurahan, akta nikah bukan hanya sebuah buku, namun juga memiliki arti akan pentingnya kelengkapan data untuk pengurusan KTP, KK dan Akte lahir kelak jika memiliki anak,” pungkasnya

Ketua Dharma Wanita Persatuan Unit Dinas Pendidikan  Kota Cirebon Ny.Niar Jaja Sulaeman. Didampingi oleh Ny.Yayah.H.  Ny.Hj Sumiati.  Ny.Hj Euis dan Ny.Ida .J sebagai  penyelenggara kegiatan  tersebut berharap bisa sukses dan bila dimungkinkan akan diadakan setiap tahunnya, namun yang perlu diperhatikan kegiatan ini adalah suatu bentuk bakti sosial, kerja sama Disdukcapil, Pengadilan Agama ,  yang semuanya tidak dipungut biaya.ungkapnya.

    

  

Menghadapi Lomba Posyandu Tingkat Kota, Kecamatan Harjamukti Siapkan Posyandu Berprestasi

Tim Pokjanal Posyandu Tingkat Kecamatan Harjamukti  yang mengadakan pembinaan administrasi dan kelembagaan Posyandu di Posyandu Nusa Indah RW 12 Karya Bhakti Kelurahan Larangan  , Rabu (16/05/2018).

Kegiatan rutin tahunan yang dilakukan Tim Pokjanal ini, dimaksudkan dalam rangka persiapan menghadapi Lomba Posyandu tingkat Kota Cirebon Tahun 2018.hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kecamatan Harjamukti Tri Mardijani , Kasi Pemberdayaan Kecamatan Harjamukti  Siti Hodijah , Petugas dari Puskesmas Perumnas Utara yang dipimpin oleh dr.Eko Dewantoro ,  Lurah Larangan Berry Herlambang S.Sos, Ketua TP PKK Kelurahan Larangan Ninit Farida serta Ketua RW 12 Karya Bhakti  Ma’fum dan unsur Masyarakat RW 12 Karya Bhakti,

Dalam sambutannya RW 12  Karya Bhakti  Ma’fum, mengucapkan terima kasih atas kepercayaannya sehingga Posyandu Nusa Indah menjadi Juara I dan akan mewakili Kecamatan Harjamukti untuk mengikuti lomba Posyandu Tingkat Kota Cirebon, kami siap untuk berjuang kembali dan mohon bimbingannya dalam menghadapi lomba posyandu ini.RW 12 mempunya beberapa unggulan terutama koperasi nya yang sudah mempunyai omzet 650 juta.

Ketua TP PKK Kecamatan Harjamukti Tri Mardijani dalam pengarahannya mengatakan posyandu harus  banyak inovasinya , maka inventarisir ungulan-unggulan yang ada di RW 12 ini dan ciptakan inovasi dalam  penyelenggaraan posyandu semoga kita dapat meraih prestasi yang selalu di capai oleh Kelurahan Larangan.

   

   

 

    

 

 

Pelatihan Pemulasaraan Jenazah Kelurahan Argasunya

Kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang meninggal adalah merawat dan mengurusnya dengan benar serta menyegerakan penguburannya, kecuali ada hal yang memaksa untuk menunda.

Adapun hukum mengurus jenazah adalah fardu kifayah, artinya apabila disuatu daerah ada seorang meninggal dunia dan sudah ada yang mengurusinya, maka yang lain telah terbebas dari kewajiban dan tidak berdosa, akan tetapi, apabila tidak ada satupun orang yang mau mengurusnya, maka kita semua berdosa.Hal inilah yang mendasari diselenggarakannya kegiatan pelatihan Pemusalaran Jenazah , Senin (14/05/2018) di Aula Kelurahan Argasunya  Lurah Argasunya  Dudung A.Barry  S.Sos , membuka dimulainya pelatihan Pemusalaran Jenazah yang bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama Kecamatan Harjamukti dengan Nara Sumber Edi Turbandi .

Dalam sambutannya Lurah Argasunya mengatakan, kegiatan pelatihan Pemusalaran Jenazah yang di dilaksanakan selama 2  hari ini,  peserta ini berasal dari TP PKK Pokja I ,  masyarakat dari RW  1 sampai RW 11 Kelurahan Argasunya,
Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini kemungkinan terdengar di sebagaian masyarakat sebagai kegiatan yang sepele, namun bagaimana jadinya jika keluarga yang berduka saat itu tidak menemukan kelompok pemusalaran jenazah  yang dibutuhkan.
pemusalaran jenazah adalah pengetahuan dan keterampilan bagaimana caranya memandikan, mengkafankan, mengsholatkan , dan menguburkan jenazah sesuai dengan yang telah diajarkan di dalam alqur’an dan al-hadits.
selain minimnya anggota masyarakat sebagai generasi penerus pelaksana pemusalaran jenazah, generasi pendahulu sebelumnya selain sudah ada yang meninggal dunia, juga banyak yang sudah uzur ataupun lanjut usia.
Perlu kita ketahui bersama bahwa ketika seseorang meninggal maka terdapat lima hal yang harus diperhatikan antara lain berkenaan dengan zakat bagi yang meninggal dunia, hutang piutang kepada orang lain, wasiat apabila pernah berwasiat, biaya perawatan bagi si mayit yang berhak mendapatkan perawatan yang layak, dan pembagian warisan setelah empat hal tersebut telah dilunasi.

Oleh karena itu Pemerintah Kelurahan Argasunya melaksanakan  pelatihan pemusalaran jenazah  ini, kegiatan tersebut dipandang sangat penting guna membina kualitas keagamaan yang lebih mendalam di masyarakat. Sekaligus sebagai wahana untuk menciptakan kegiatan kehidupan yang berkualitas dan mandiri, melalui pemenuhan kebutuhan spiritual.
Saya harapkan melalui kegiatan pelatihan pemusalaran jenazah ini nantinya, dapat memperoleh berbagai manfaat .
Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini merupakan upaya bersama untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bagi peserta selain untuk memudahkan dalam mempelajari dan mempraktikan pelaksanaan pemusalaran jenazah, hal terpenting setelah pelatihan adalah praktek nyata para peserta.
Saya berpesan khususnya bagi pihak penyelenggara agar jumlah peserta yang sudah pernah mendapatkan pelatihan pemusalaran jenazah ini hendaknya kita petakan dan jangan sampai nanti jika ada orang yang meninggal susah untuk mencari orang yang memandikan mayat. Hal ini juga perlu menjadi perhatian bagi setiap masyarakat di kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti,  Ungkapnya.

Tenaga Kesehatan Kota Cirebon dinilai Tim Penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Provinsi Jawa Barat

Tenaga Kesehatan Kota Cirebon, yakni Bidan di Puskesmas Larangan yang mengikuti Lomba Tenaga Kesehatan Teladan Provinsi Jawa Barat  Tahun 2018, Selasa (15/05) kemarin, , bertempat di Puskesmas Larangan, Kecamatan Harjamukti, dinilai oleh Tim Penilai Lomba Tenaga Kesehatan Provinsi Jawa Barat  yang di ketuai oleh drg Yuanita PF,MKM.

Hadir pula pada kesempatan tersebut, Camat Harjamukti Drs Agus Suherman SH.MH, Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan drg Zulfikar HR, Ketua TP PKK Kecamatan Harjamukti Tri Mardijani, Lurah Kecapi Mimin Mintarsih S.Sos beserta seluruh undangan terkait yang hadir saat itu.

Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan drg Zulfikar HR dalam sambutannya, bahwa dipilihnya Tenaga Kesehatan untuk mengikuti Lomba Tenaga Kesehatan Teladan Provinsi Jawa Barat  tahun 2018, agar menjadi suatu motivasi untuk meningkatkan minat tenaga kesehatan bekerja di Puskesmas. Sehingga dapat menjadi pendorong terciptanya Tenaga Kesehatan yang memiliki semangat pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, inovatif, terampil, berbudi luhur serta dapat memegang teguh etika profesi, ungkapnya.

Bukan saja untuk memotivasi, namun dia juga mengungungkapkan tujuan dari diikutsertakannya tenaga kesehatan yaitu Bidan Nike Rosaline , untuk memberikan ruang dan kesempatan dalam berinovasi dibidang profesinya demi memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemilihan Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas sebagai pangakuan atas keteladanan dalam pembangunan kesehatan di Puskesmas, yang dilaksanakan secara obyektif dan transparan. Terpilihnya tenaga Kesehatan Kota Cirebon yang mewakili sudah berdasarkan persyaratan administrasi dan penilaian oleh Tim Penilai Tingkat Kota, tegasnya.

 

“Apapun hasilnya nanti, semoga dapat memberi motivasi dan kebanggaan bagi kita semua Tenaga kesehatan dalam pengabdiannya kepada masyarakat dan semoga mendapat prestasi yang kita harapkan ”, pungkasnya.

Camat Harjamukti Drs Agus Suherman SH.MH,  saat memberikan sambutannya menambahkan, agar kita mengingat kembali cara pandang terhadap Kesehatan. Seperti yang sering didengungkan, yakni : Paradigma Sehat.

“Paradigma sehat mengedepankan usaha promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan usaha kuratif dan rehabilitative. Peranan tenaga kesehatan di Puskesmas sebagian besar adalah upaya kesehatan masyarakat yang didukung dengan upaya kesehatan perorangan yang prima”, tegasnya.

Dikatakan pula bahwa meningkatnya kualitas tenaga kesehatan di Kota Cirebon diharapkan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.

Dijelaskan pula olehnya bahwa Pemerintah Kecamatan Harjamukti telah membangun sinergi dengan lintas sektor diantaranya tenaga kesehatan, Kepolisian dan Angkatan Darat dalam kegiatan ngopi bareng disitu kami berdilog dengan masyarakat mendengarkan masukan dan keluhan untuk ditindak lanjuti penyelesaiannya ,membentuk komunitas masyarakat peduli HIV/AIDS,komunitas peduli sungai bersih

Sambutan Ketiga disampaikan oleh Ketua Tim Penilai Lomba Tenaga Kesehatan teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat drg Yuanita PF,MKM. dari dinas Kesehatan Propinsi  “Kota Cirebon  masuk dalam nominasi yang dikunjungi. Tiap daerah membawa ciri khas masing masing dan itu menjadi pengkayaan bagi tim untuk lebih jeli melihat apa sih keunikanya, menonjolnya, keunggulannya Ada beberapa komponen yang dinilai pada Bidan Nike Rosaline dan kebetulan sudah melewati beberapa tahap dan saya yakin beliau sampai di titik ini itu adalah perjuangan  dari tahun 2017  yang lalu diawali ketika mengumpulan berkas di propinsi dan beliau juga tidak bisa tampil disini kalau tidak ada dukungan dari semuanya. Dukungan dari masyarakatnya, tokoh masyarakatnya, perangkat Kelurahan, Kecamatan sampai dukungan Kota dan itu menjadi penilaian kami juga , kami akan konfirmasi dan verifikasi. Apabila masih memungkinkan kami meminta waktunya dulu Kami akan meminta beberapa informasi dan data datanya.Mudah mudahan nanti kami bisa melihat kesemuanya dari apa yang telah dipaparkan  kami cocokan seperti yang sudah disampaikan,ditampilkan menjadi unggulan di Kelurahan Kecapi  ini maupun kinerja terbaik dari Bidan Nike.”

Acara dilanjutkan wawancara dengan Kepala Puskesmas Larangan dr.Lili beserta rekan kerja bidan nike terakhir mengunjungi posyandu binaan di RW 10 GUMELAR ASIH dan BPM (  tempat praktek ).

   

   

  

  

SANIMAS Itu Bukan Proyek, SANIMAS Adalah Program

SANIMAS atau Sanitasi Berbasis Masyarakat adalah program bukan proyek, Pedoman sanitasi berbasis masyarakat dimaksudkan sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan atau kelompok masyarakat, LSM,/swasta dan pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan sanitasi berbasis masyarakat.

Lurah Kecapi Mimin Mintarsih S.Sos  didampingi Ketua LPM Yayat Hidayat  dalam sambutannya mengatakan bahwa sebenarnya Sanimas buka proyek seperti kegiatan di PU, tapi itu adalah program yang dikelola langsung oleh masyarakat.

“sanimas itu bukan proyek, tapi adalah program” katanya

Dikatakannya bahwa program sanimas ini dinilai sudah cukup berhasil mengatasi masalah sanitasi di pemukiman padat penduduk.

Dalam pembangunan fasilitas Sanimas, digunakan konsep pemberdayaan masyarakat untuk menjadikan masyarakat aktor utama dalam proses perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan fasilitas sanitasi komunal, dengan tujuan agar fasilitas yang terbangun dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan. Konsep tersebut menggunakan prinsip-prinsip pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis-masyarakat seperti: pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan tanggap kebutuhan, air merupakan benda social dan ekonomi, pembangunan berwawasan lingkungan, peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan acara ini di hadiri oleh semua RW dari RW 1 sampai RW 19 dan diharapkan materi ini bisa di getoktularkan kepada masyarakat di RW masing-masing.

Materi disampaikan oleh fasilitator Kota Andi Tamk menyampaikan bahwa,

Proyek ini bertujuan untuk menyediakan layanan sanitasi dasar yang akan meningkatkan kesehatan dan mata pencaharian masyarakat dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Sanitasi dan Kebersihan Air (WASH). Proyek Sanitasi Berbasis Masyarakat ini akan membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan yang disebabkan oleh kebiasaan buang air besar sembarangan dan sanitasi yang buruk dengan menyediakan infrastruktur sanitasi berbasis masyarakat di 13 provinsi dengan Pendekatan Tanggap Kebutuhan.

Tujuan khusus secara keseluruhan dari proyek ini adalah: meningkatkan jumlah rumah tangga di 13 provinsi yang memiliki fasilitas sanitasi yang lebih baik, pembuatan instalasi pengolahan air limbah yang fungsional tetapi mudah digunakan di 13 provinsi, meningkatkan pembuangan air limbah dan kotoran dan mengurangi kemungkinan kontaminasi terhadap manusia dan lingkungan, dan melatih masyarakat setempat untuk merawat fasilitas-fasilitas tersebut.

Proyek ini sejalan dengan Visi dan Misi IDB untuk tahun 1440H (2019), yang menekankan pada pencapaian pembangunan manusia seutuhnya melalui pemberantasan kemiskinan dan peningkatan kesehatan. Proyek tersebut sesuai dengan MCPS Indonesia (2011) dan strategi nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang bertujuan untuk memberantas kebiasaan buang air besar sembarangan pada tahun 2014. proyek ini tetap berlanjut kerena tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

        

TP PKK Kelurahan Larangan Borong Prestasi

Sudah menjadi agenda kegiatan tahunan bahwa Hari Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan merupakan ajang peringatan bersejarah Nasional yang merupakan rangkaian kegiatan hari Kesehatan Nasional (HKN), Hari Ibu dan Hari Kesatuan Gerak PKK. Dari perjalanan sejarah momentum ini banyak memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian cakupan Program KB Nasional dan Pembangunan Kesehatan.

Berbagai kegiatan dalam rangka HKG PKK KB Kesehatan, diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan peran pengelola, kader sampai keluarga untuk mendukung keluarga kecil, sehat dan sejahtera.

Dalam Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan  Ke 46 tahun 2018 Tingkat Provinsi Jawa Barat , Senin  ( 16/4/2018)  Kelurahan Larangan meraih prestasi  pada lomba yang dilaksanakan pada tahun 2017 yaitu :

  1. Juara I tertib administrsi pada 5 Lomba pelaksanaan 10 program pokok PKK
  2. Juara II lomba pemanfatan tanah pekarangan pada 5 Lomba pelaksanaan 10 program pokok PKK
  3. Juara II katagori PHBS lomba Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK- KB- Kesehatan
  4. juara III katagori LBS lomba Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK- KB- Kesehatan

Pada peringatan tersebut hadir Ketua TP PKK Kota Cirebon DR. Hj. R. Ira Irawati, M.S, Sekretaris TP PKK Kota Cirebon Dra.Siti Halimah  dan Ketua TP PKK Kelurahan Larangan Ninit Farida beserta anggota TP PKK Kelurahan larangan didampingi Lurah Larangan Berry Herlambang S.Sos, Lurah menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat Kelurahan Larangan terutama RW 8 ,RW 9, RW 12  yang telah bersama-sama bekerja dalam menghadapi penilaian lomba yang diselenggarakan TP  PKK Provinsi semoga prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi Kader-kader dan bisa dilanjutkan oleh Kelurahan lain yang ada di Kota Cirebon.

       

      

 

Capacity Building Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) Kelurahan Argasunya

Peserta Pelatihan Peningkatan Kemampuan (CAPACITY BUILDING) Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) Kelurahan Argasunya  Kecamatan Harjamukti  yang dilaksanakan pada hari Jumat 4-6 Mei 2018 di Sleman Jawa Tengah.

Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) yang terdiri dari LPM, PKK, RW dan RT merupakan mitra pemerintah kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.

Kegiatan Peningkatan Kemampuan (Capacity Building)  diikuti sebanyak seratus orang. Peserta tediri dari unsur  Perangkat Kelurahan  , TP PKK, LPM, RW dan  Tokoh Masyarakat, se  wilayah Kelurahan Argasunya.

“Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kemampuan yang diikuti oleh seratus peserta yang diwakili berbagai unsur masyarakat  nantinya bisa mengimplementasikan diwilayah RW  masing-masing. Kegiatan ini salah satu kegiatan yang diadakan oleh Kelurahan Argasunya  dalam rangka Peningkatan Kemampuan (Capacity building) Perangkat Kelurahan  , TP PKK, LPM, RW dan  Tokoh Masyarak”. disampaikan oleh Duddung A.Barry Lurah Argasunya dalam sambutannya

Hadir pada kegiatan tersebut, Camat Harjamukti Drs.Agus Suherman SH.MH, Ketua TP PKK Kecamatan Harjamukti Ny.Tri Mardijani, Ketua TPPKK Kelurahan Argasunya Ny.Arlinda, Kepala Puskesmas Sitopeng Ny.Eha Juleha SKM.

Tujuan dari pada kegiatan ini untuk peningkatan kemampuang bagi para kader masyarakat. yang akan ikut membantu dalam mengatasi berbagai macam permasalahan di lingkungan, baik itu kenakalan remaja maupun permasalahan rumah tangga.

Kegiatan ini sendiri dianggap penting sebagai upaya meningkatkan kemampuan (capacity building) bagi potensi Sumber Daya Manusia  ( SDM ) yang ada di Kelurahan Argasunya. “Melalui kegiatan ini, maka diharapkan dapat menambah bekal pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai sebagai kader masyarakat yang handal dan unggul sebagai pendamping dalam pemberdayaan masyarakat.

        

        

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Problematika kota-kota besar di Indonesia khususnya terhadap masalah lingkungan yang akhir-akhir ini terasa semakin kompleks, rumit, dan semakin mendesak untuk segera diselesaikan. Sampah memang selalu ada, dihasilkan dari setiap kegiatan manusia. Permasalahan sampah dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan Dengan mengurangi 10% sampah, kita bisa mengurangi sekitar 544 kg karbon dioksida, dengan mendaur ulang setengah dari sampah rumah tangga,kita bisa mengurangi sekitar 1088 kg karbon dioksida per tahun.

Sampah sebagai barang yang memiliki nilai, tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan,melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dikelola dari komunitas masyarakat kecil hingga yang besar,dari desa hingga perkotaan besar tentunya menjadi sebuah hal yang sangat mulia dan tentunya menguntungkan apabila dikelola secara baik dan mengurangi beban pemerintah yang harus dipusingkan oleh masalah sampah yang setiap tahun terus menjadi PR berat karena dampak negatif dari sampah.

Rabu-Jumat ( 25-27/4/2018 ) Dinas Kesehatan bersama Forkasih melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga di Baperkam  RW 08 Merbabu Asih Kelurahan Larangan yang diikuti oleh Kelompok PKK RW,tokoh masyarakat dan warga. Nara sumber dari DKK Atin Supriatin SKM menyampaikan kegiaatan ini bertujuan

  • Membudayakan cara pembuangan sampah yang baik mulai dari lingkungan rumah hingga ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan menggunakan kantong kresek berwarna (bioplastic) serta gerobak atau motor sampah terpisah antara sampah organik dan non organik.
  • Menata tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi pusat pemanfaatan sampah organik dan non-organik secara maksimal Sampah organik diolah menjadi kompos.
  • Menjadikan sampah non organik menjadi bahan baku untuk diolah menjadi bahan daur ulang (kertas, kaca, plastik dsb.)

Implementasi model ini tergantung dari sikap masyarakat dalam memperlakukan sampah. Semakin sadar masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan akan semakin mudah proses ini dapat dilaksanakan. Untuk itu peran pemerintah dalam mensosialisasikan hal ini serta didukung dengan penerapan peraturan perundang-undangan tentang lingkungan yang lebih tegas pada akhirnya akan menentukan keberhasilan dalam penanggulangan masalah sampah khususnya di perkotaan.

 

Tindakan  yang dapat dilakukan untuk memperlancar gagasan diatas antara lain:

  1. Sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah;
  2. Memotivasi untuk melakukan proses pemilahan dan pemanfaatan sampah;
  3. Meningkatkan peran Kelurahan, RT, RW untuk berinisiasi mewujudkan RW asri;
  4. Menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan pemanfaatan sampah secara optimal;
  5. Menggalang kerjasama lintas sektor dalam kegiatan aksi lingkungan (Kementrian Lingkungan Hidup,Dinas Kebersihan,Pengusaha);
  6. Memotivasi ibu-ibu PKK, Pasukan Kuning,Karang Taruna dan Sekolah-sekolah untuk membudayakan Program pemilahan dan pembudayaan sampah.
  7. Mengembangkan kelompok-kelompok mitra binaan dan kerajinan sehingga dapat mengembangkan jiwa entrepreneur tentang pengelolaan sampah.

Harapannya dengan pengelolaan sampah dari skala rumah tangga ini dapat diimplentasikan disemua RW se Kelurahan Larangan ,dengan sampah dapat pula membuka peluang kerja dan menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan pengelolaan sampah yang baik dan terencana.Dan intinya sampah bukan lagi dijadikan musuh yang menakutkan tapi dijadikan sahabat yang menguntungkan bagi kita semua.

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Problematika kota-kota besar di Indonesia khususnya terhadap masalah lingkungan yang akhir-akhir ini terasa semakin kompleks, rumit, dan semakin mendesak untuk segera diselesaikan. Sampah memang selalu ada, dihasilkan dari setiap kegiatan manusia. Permasalahan sampah dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan Dengan mengurangi 10% sampah, kita bisa mengurangi sekitar 544 kg karbon dioksida, dengan mendaur ulang setengah dari sampah rumah tangga,kita bisa mengurangi sekitar 1088 kg karbon dioksida per tahun.

Sampah sebagai barang yang memiliki nilai, tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan,melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang dikelola dari komunitas masyarakat kecil hingga yang besar,dari desa hingga perkotaan besar tentunya menjadi sebuah hal yang sangat mulia dan tentunya menguntungkan apabila dikelola secara baik dan mengurangi beban pemerintah yang harus dipusingkan oleh masalah sampah yang setiap tahun terus menjadi PR berat karena dampak negatif dari sampah.

Rabu-Jumat ( 25-27/4/2018 ) Dinas Kesehatan bersama Forkasih melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah rumah tangga di Baperkam  RW 08 Merbabu Asih Kelurahan Larangan yang diikuti oleh Kelompok PKK RW,tokoh masyarakat dan warga. Nara sumber dari DKK Atin Supriatin SKM menyampaikan kegiaatan ini bertujuan

  • Membudayakan cara pembuangan sampah yang baik mulai dari lingkungan rumah hingga ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan menggunakan kantong kresek berwarna (bioplastic) serta gerobak atau motor sampah terpisah antara sampah organik dan non organik.
  • Menata tempat pembuangan sampah (TPS) menjadi pusat pemanfaatan sampah organik dan non-organik secara maksimal Sampah organik diolah menjadi kompos.
  • Menjadikan sampah non organik menjadi bahan baku untuk diolah menjadi bahan daur ulang (kertas, kaca, plastik dsb.)

Implementasi model ini tergantung dari sikap masyarakat dalam memperlakukan sampah. Semakin sadar masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan akan semakin mudah proses ini dapat dilaksanakan. Untuk itu peran pemerintah dalam mensosialisasikan hal ini serta didukung dengan penerapan peraturan perundang-undangan tentang lingkungan yang lebih tegas pada akhirnya akan menentukan keberhasilan dalam penanggulangan masalah sampah khususnya di perkotaan.

 

Tindakan  yang dapat dilakukan untuk memperlancar gagasan diatas antara lain:

  1. Sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah;
  2. Memotivasi untuk melakukan proses pemilahan dan pemanfaatan sampah;
  3. Meningkatkan peran Kelurahan, RT, RW untuk berinisiasi mewujudkan RW asri;
  4. Menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan pemanfaatan sampah secara optimal;
  5. Menggalang kerjasama lintas sektor dalam kegiatan aksi lingkungan (Kementrian Lingkungan Hidup,Dinas Kebersihan,Pengusaha);
  6. Memotivasi ibu-ibu PKK, Pasukan Kuning,Karang Taruna dan Sekolah-sekolah untuk membudayakan Program pemilahan dan pembudayaan sampah.
  7. Mengembangkan kelompok-kelompok mitra binaan dan kerajinan sehingga dapat mengembangkan jiwa entrepreneur tentang pengelolaan sampah.

Harapannya dengan pengelolaan sampah dari skala rumah tangga ini dapat diimplentasikan disemua RW se Kelurahan Larangan ,dengan sampah dapat pula membuka peluang kerja dan menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan pengelolaan sampah yang baik dan terencana.Dan intinya sampah bukan lagi dijadikan musuh yang menakutkan tapi dijadikan sahabat yang menguntungkan bagi kita semua.