Kec.Harjamukti ( 5/9) – Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan alamnya. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah berbagai macam keanekaragaman hayati seperti tumbuhan-tumbuhan yang berkhasiat obat yang saat ini sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk kesehatan keluarga oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Pemanfaatan tanaman obat berkhasiat tersebut dapat dilaksanakan dengan adanya Asuhan Mandiri dari Pemerintah.
Saat ini, Pemerintah sudah memiliki Asuhan Mandiri yang disebut dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Agar pemanfaatan TOGA dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, Pemerintah perlu melakukan pembinaan secara berkesinambungan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui kompetisi atau lomba.
Upaya pengobatan dengan obat-obat tradisonal merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Bangsa Indonesia sudah sejak dulu memanfaatkan hasil alam untuk ke- langsungan hidup. Salah satu hasil alam yang telah dikembangkan adalah tumbuh- tumbuhan yang digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat). Kenyataan menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Selasa (5/9/2018) RW 09 Guntur Asih pada pertemuan kelompok PKK RW sedang disosialisasikan Pemanfaatan TOGA oleh TP PKK Kelurahan Kecapi dan Puskesmas Larangan, sosialisasi dilaksanakan setiap ada pertemuan Kelompok PKK RW di 19 RW yang ada di wilayah Kelurahan Kecapi.
Lurah Kecapi Mimin Mintarsih S.Sos dalam wawancara terpisah menegaskan, akan diadakan lomba toga di tiap-tiap RW tidak hanya didasarkan pada toganya saja, tapi juga pada administrasi PKK-nya, sumber daya yang ada, swadaya dan penataan lingkungannya yang asri. Bahkan penilaian untuk toganya dimulai dari proses tanam, panen sampai penggunaannya.
Pada saat tinjau lapang ke RW-RW , Mimin Mintarsih S.Sos juga memberitahu agar tiap toga diberi nama, manfaat dan resep pembuatannya. Selain itu untuk memperindah penanaman, toga ditanam secara berkelompok (blok kencur – blok kunyit – blok jahe,) dan diselang-seling dengan tanaman karang kitri (cabe, tomat, terong). “Pada intinya, semua tanaman yang ada di pekarangan warga bisa bermanfaat khususnya bagi pemiliknya itu sendiri,” tambah Mimin Mintarsih S.Sos .