TP PKK ( 30/8/2018 ) Populasi remaja di Indonesia mencapai 20% dari total populasi penduduk Indonesia yaitu sekitar 30 juta jiwa World Healt organization ( WHO ) menyebutkan bahwa banyak masala gizi pada remaja masih terabaikan disebabkan karena masih banyaknya faktor &faktor yang belum diketahui, padahal remaja merupakan sumber daya manusia Indonesia yang harus dilindungi karena potensinya yang sangat besar dalam upaya pembangunan kualitas bangsa.
Anemia adalah suatu kondisi dimana keadaan kadar hemoglobin/Hb didalam darah lebih rendah dari yang seharusnya/normal. Penyebab Anemia diantaranya adalah
- produksi sel darah merah tidak optimal, contoh: karena zat besi yang dibutuhkan untuk pembuatan sel darah merah didalam tubuh kurang.
- kerusakan atau destruksi sel darah merah yang eksesif, misalnya pada malaria.
- kehilangan darah yang eksesif, misalnya karena perdarahan dan cacingan.
Adapun gejala Anemia diantaranya adalah letih/lemah/lesu/lalai/lupa, imunitas rendah sehingga meningkatkan risiko terserang penyakit infeksi, gangguan Kognitif yang permanen bila terjadi di usia dini : kurang cerdas, produktivitas turun, pada Anemia berat: Tidak mampu mempertahankan suhu tubuh setelah terpapar pada suhu dingin / sesak nafas Dampak Defisiensi Besi dan Anemia pada Usia Dewasa.
Dampak Anemia pada remaja adalah sebagai berikut :
- konsentrasi belajar kurang
- prestasi disekolah rendah atau tidak optimal
- Produktivitas kerja turun
- Imunitas lebih rendah sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi;
Mengapa Remaja Puteri?
- Pertumbuhan cepat, kebutuhan meningkat
- Haid: kehilangan darah rutin dalam jumlah cukup banyak
- Periode usia melahirkan: kehilangan darah saat persalinan; jumlah persalinan; jarak antar persalinan; usia melahirkan saat remaja;
- Bila ibu sudah hamil akan terlambat, terutama untuk perkembangan organ yang memerlukan asam folat
- Pola makan untuk menjaga penampilan
Mengapa Remaja perlu Suplementasi rutin? Pola makan berisiko defisiensi besi/gaya hidup, banyaknya faktor penyebab: kecacingan, dan malaria di daerah, remaja Puteri adalah Calon Ibu dimana pada ibu hamil kebutuhan besi meningkat tajam pada Trimester II terutama pada Trimester III. Persediaan besi sebelum kehamilan harus cukup untuk mobilisasi bila intake tak mencukupi, dan suplementasi besi selama kehamilan, untuk atasi anemia/defisiensi besi; dan untuk kebutuhan selama hamil.
Di negara berkembang termasuk di Indonesia penyebab anemia paling banyak (63%) adalah kekurangan atau defisiensi besi, yang merupakan akibat dari pola makan rendah zat besi, mengandung cukup banyak zat besi tetapi yg diserap sangat sedikit, malaria di daerah endemis, yang menyebabkan destruksi sel darah merah, cacingan, yang menyebabkan kehilangan darah jangka lama, faktor keturunan/penyakit-penyakit tertentu, kelompok paling rentan adalah anak-anak dan perempuan.
Menindaklanjuti pencegahan anemia pada remaJa putri, Seksi Promkes dan pemberdayaan kesehatan Dinkes Kota Cirebon pada hari Kamis ( 30/8/2018) melaksanakan kegiatan koordinasi LP/LS untuk peningkatan cakupan pemberian tablet tambah ( TTD ) pada remaja putri di Kota Cirebon dengan sasaran peserta kader Posyandu dan petugas gizi Puskesmas bertempat di Hotel C Jalan Taman Pemuda no 88 Kota Cirebon.
Turut hadir pada kegiatan ini Hj. Tiktik Masnurliawati, S.ST, M.Hkes Kasi Yankesdas , Pokja IV TP PKK Kota Cirebon Winarsih, Herlina AKS Kasubag Pendidikan dan Kesehatan Sekretariat Daerah Kota Cirebon.
Kepala Seksi Promkes dan pemberdayaan kesehatan Dinkes Kota Cirebon M.Agus Ariefuddin.SST.Mkes mengatakan “ saat ini lebih dari 30 persen remaja putri anemia. Kaum hawa ini punya siklus menstruasi dia tidak menyadari sudah membuang darah tetapi tidak bisa memperbaiki pembentukan darah karena asupan dari sisi mineral, vitamin yang tidak tersedia. Ketika remaja putri ini hamil, kecukupan gizi janin di ibu yang darah rendah tersebut mengalami kurangnya supply oksigen, makanan ke janin, dan menyebabkan bayi yang kemudian lahir mengalami stunting dan BBLR, ini cikal bakal terjadi stunting. Untuk itu tahun 2018 ini remaja putri harus kita berikan tablet besi untuk menghindari anemia, pemberian TTD harus dilakukan karena stunting, kalau tidak dari awal ditangani maka tidak akan berhasil. Jadi perempuan harus melakukan investasi sebelumnya yaitu pada masa kehamilan dan sebelum kehamilan. Ia menambahkan Dinas kesehatan terus mendorong kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) terkait ini “ ujarnya.
Pertemuan koordinasi dan penguatan peran kader Posyandu dan PKK tersebut menitikberatkan pada paparan tentang apa itu anemia, penyebab, pencegahan, bahaya, dan teknis pemberian tablet tambah darah pada remaja putri agar cakupan pemberian nya meningkat dari 2 tahun sebelumnya. Setelah sosialisasi ini diharapkan kader-kader dapat mensosialisasikan program ini kepada masyarakat pada kegiatan posyandu dan pertemuan PKK baik di Tingkat RW maupun Kelurahan.
Selanjutnya pihak puskesmas akan melaksanakan monitoring terkait pemberian tablet tambah darah pada para remaja putri di masing-masing Posyandu yang dilaksanakan dan diawasi oleh para kader dengan frekuensi pemberian 1x seminggu
Semoga dengan rutin meminum tablet tambah darah ditunjang pemberian nutrisi yang baik, remaja putri Kota Cirebon akan menjadi remaja yang lebih sehat.