Salah satu indikator kesejahteraan yang secara sederhana dapat dilihat oleh masyarakat luas adalah jika masyarakat terpenuhi sandang, pangan dan papannya. Namun hal tersebut nampaknya belum dirasakan oleh sebagian masyarakat di Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti, dari sisi papan atau rumah tinggal masih terdapat rumah panggung peninggalan orang tua rumah yang terbuat dari bilik bambu beralaskan tanah jika hujan turun, rumah ini bocor.
Pemprov Jabar mengejar target pembangunan 160 ribu unit rumah tidak layak huni (rutilahu) sampai tahun 2018, di Kelurahan Argasunya akan direnovasi sebanyak 26 rumah melalui program rutilahu pada tahun 2018. Renovasi tersebut berasal dari Bantuan Hibah Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.390.000.000 ,-.
Lurah Argasunya Dudung A.Barry S.Sos dalam sambutannya mengatakan pembangunan rutilahu warga kurang mampu ini sebetulnya tidak sepenuhnya dibiayai pemerintah. Namun dibantu juga oleh masyarakat sekitar warga penerima manfaat secara swadaya, warga selaku pemilik rumah juga tidak tinggal diam, melainkan ikut membantu alias melakukan imbal swadaya dengan menyediakan material bangunan, ada yang berupa batu bata, pasir atau semen.
Diakui bantuan rehab Rutilahu itu jika hanya mengandalkan dari bantuan Pemprov Jawa Barat saja itu tidak cukup, Karena tiap-tiap unit Rutilahu yang direhab itu hanya mendapat bantuan dana sebanyak Rp 15 juta per unit, Jadi bantuan pemerintah itu sifatnya hanya stimulan. tambahnya.
” Selain menyalurkan dana stimulan, pemerintah juga membentuk fasilitator pengelola bantuan dana baik dari pemerintah maupun dana swadaya dari masyarakat. Fasilitator ini ditunjuk dari anggota masyarakat itu sendiri.
“Fasilitator juga berfungsi sebagai pengawas, mba Dwi ini sebagai Fasilitator Kelurahan Argasunya dan dia yang mengatur penggunaan dana bantuan. Jadi penerima bantuan ini tidak menerima uang tunai. Kalau dikasih uang tunai mah nanti takutnya dipake buat yang lain” ujar Dudung.